Tuan Guru memiliki peran di samping sebagai pengajar agama Islam, juga sebagai tokoh politik atau politikus. Tugas utama sebagai seorang Tuan Guru adalah pengajar di bidang keagamaan dan juga bisa memobilisasi masyarakat dalam masalah dunia politik. Kegiatan Tuan Guru sehari-harinya kebanyakan dilakukan dengan cara komunikasi langsung (face to face) dengan bentuk ceramah dan dakwah. Dengan demikian secara langsung maupun tidak langsung juga diajarkan tentang kesadaran untuk berpartisipasi politik. Oleh karena itu seorang Tuan Guru dituntut memiliki kemampuan untuk berkomunikasi yang baik dengan masyarakat.
Seorang Tuan Guru begitu sentralitas di masyarakatnya dengan kelebihan yang dianugrahkan kepada beliau sebagai pemegang otoritas keagamaan. Tuan Guru ditempatkan pada posisi yang sangat terhormat sehingga ia mampu mempengaruhi dan menggerakkan aksi sosial para pengikutnya. Namun demikian, pengaruh Tuan Guru terkadang menjadi tidak bermakna ketika otoritasnya dianggap telah menyimpang dari apa yang seharusnya. Terlihat dengan jelas bahwa sosok Tuan Guru merupakan bagian dari kelompok elite dalam struktur sosial, politik, dan ekonomi masyarakat. Sebab sebagai suatu kelompok, para Tuan Guru yang memiliki pengaruh yang amat kuat di masyarakat, bukan saja merupakan kekuatan penting dalam kehidupan keagamaan tetapi juga dalam bidang lainnya, termasuk soal-soal politik.
Dikutip dari: Marno, Azizuddin. 2006. Pengaruh Tuan Guru Terhadap Tingkat Partisipasi Politik Masyarakat (Studi Kasus di Kecamatan Kediri Kabupaten Lombok Barat). Undergraduate Thesis, Universitas Muhammadiyah Malang.